Sabtu, 27 Agustus 2016

K E M O T E R A P I

Tanggal 5 Maret 2016, empat hari pasca operasi mastektomi, dr. Subianto mengijinkan Aku keluar dari RS. Rasanya senang bukan main, walaupun pulang masih harus membawa tabung penyerap darah (drain) pasca operasi. Tanggal 7 Maret 2016 jadwalku kontrol untuk ganti perban dan lepas drain. Luka jahitan di periksa dan Alhamdulillah ngga ada masalah, darah pasca operasi juga sudah kering, ngga ada lagi yg terserap di drain, dan drain bisa dilepas. Aku & suami menanyakan apa langkah pengobatan selanjutnya, sebagai pasien dengan semangat & rasa optimis yang tinggi, aku ngga sabar untuk menunggu tindakan terapi berikutnya. Apapun terapinya, aku harus siap, demi kesembuhan.

Ini penampakan drain (tabung penyerap darah pasca operasi):


Dr. Menjelaskan hasil PA yang aku bawa dari laboratorium, kesimpulannya: ukuran tumor 6 x 4 x 2 cm (lumayan gede yaa!!), Invasive carcinoma of no special type, grade II dengan lymphovascular invasi, dasar sayatan bebas tumor, kelenjar getah bening bebas tumor, ER (-), PR (-), HER 2 (-) dan Ki-67 (+) >14%. Dari data-data ini, dokter menyarankan aku untuk kemoterapi 6 x.
Jujur, muncul rasa takut mendengar kata kemoterapi. Membayangkan pasien-pasien kanker yang dikemo merintih kesakitan seperti di sinetron-sinetron, badan jadi kurus kering, kulit kering dan gosong, rambut rontok, dll. Tapiii,,, tetep yah suamiku meyakinkan aku untuk tetap optimis & berfikir kemo itu bukanlah suatu hal yang menakutkan, kemo itu obat yang bisa menyembuhkan aku. Aku harus semangat dan kuat, demi suami, anak-anak dan orang-orang yang aku sayangi.

“Kapan mulai kemonya dokter? Kalau bisa secepatnya yah dok, sebelum Saya pulang ke Pekanbaru” pertanyaanku ke dr. Subianto.
“Urus saja dulu BPJSnya bu, kalau urusan BPJS sdh selesai, segera kita tentukan jadwalnya” jawaban dari dr. Subianto.
Aku & suami masih beranggapan urusan BPJS itu ribet, lama, repot mesti nyiapin dokumen-dokumen. Secara datang ke Semarang ngga bawa dokumen-dokumen seperti Kartu Keluarga dll.
“Saya kemo dengan biaya pribadi aja dok, ribet urusan BPJS, Kartu Keluarga Saya di Pekanbaru, repot harus bolak-balik Pekanbaru.” Kirain biaya kemo masih di range 3jt-6jt. Pede aja ngomong mau bayar kemo secara pribadi ke dr. Subianto.
“Jangan Bu, kalau kemo bayar pribadi, bisa-bisa njenengan jual rumah. Kanker ini sakit mahal, jadi gunakan kemudahan pembayaran dari BPJS”. Dr. Subianto bener-bener perhatian dengan pasiennya, beliau malah manggil mbak suster untuk menanyakan prosedur BPJS dan menjelaskannya kepada aku dan suami.

Aku dan suami ke kantor BPJS Semarang, untuk urus pindah faskes. Ternyata ngga ribet, dan selesai dalam waktu 15 menit. Puskesmas Pandanaran ditetapkan menjadi faskes tingkat pertamaku. Aku ke Puskesmas Pandanaran untuk minta surat rujukan ke RS Telogorejo. Hari yang sama aku daftar untuk konsul ke dr. Subianto menggunakan fasillitas BPJS. Dan hebatnya lagi, pasien yang bayar secara pribadi maupun BPJS di RS Telogorejo diperlakukan sama. Yang membedakan Cuma antriannya aja. Keren banget deh RS ini..

Sebelum kemo, aku harus echo jantung ke dokter spesialis jantung. Dr. Subianto menyiapkan surat pengantar ke poli jantung. Esoknya aku ke poli jantung untuk echo jantung, dan alhamdulillah hasilnya baik. Tanggal 14 Maret 2016 aku menjalani kemo pertama.

Aku masuk ke ruang sitostastik untuk kemo pertama, disambut dengan ramah oleh perawat-perawatnya. Karena datangnya siang, bed pasien udah penuh, jadi aku kebagian kemo di kursi. Ternyata kemo itu Cuma di infus,, ada beberapa tabung obat yang secara bergantian dipasangkan ke selang infus. Selama di kemo, aku bisa makan, minum, nonton TV, baca buku, dan ke kamar mandi sendiri. Setelah 5 jam obat habis masuk ke pembuluh darah, aku diperbolehkan pulang. Pulang dari RS, aku dan suami malah bisa mampir makan dulu ke sebuah restourant, badan terasa masih normal dan fit.

Ini suasana di ruangan kemo:



H + 1 kemo, badan juga masih terasa normal dan fit. Aku dan suami malah bisa karaokean 2 jam di Happy Puppy. Makan & minum masih seperti biasa, masih bisa ngobrol dan ketawa-ketawa sama mertua.
H + 2 kemo, aku & suami pulang ke Pekanbaru. Tapi setelah selesai sarapan, rasanya perut agak mual, akhirnya aku muntah. Dan selanjutnya muntah berkali-kali. Sampai di bandara, aku paksain makan supaya perut ngga kosong, tapi tetep muntah. Penerbangan Semarang – Jakarta aku Cuma tidur di pesawat dengan perut kosong.
Penerbanganku dari Semarang ke Pekanbaru saat itu multi maskapai. Di Jakarta aku harus pindah terminal dari Terminal III ke Terminal IB. Kami menumpang shuttle bus bandara. berhubung saat itu macet, lama perjalanan kami dari Terminal III ke Terminal IB jadi 1,5 jam. Duuhh,, badan udah bener-bener lemes, lutut gemetar dan kepalaku pusing.
Sampai di Terminal IB, aku udah ngga kuat jalan, akhirnya duduk manis di troli barang dan didorong suami ke counter check-in. Suamiku minta bantuan petugas maskapai untuk meminjamkan kursi roda karena aku bener-bener lemes dan ngga kuat jalan. Di ruang tunggu, aku tetep paksain makan roti biar perut ngga kosong, tapi tetep dimuntahin. Pengumuman delay dari petugas membuat aku makin mual & lemes. Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang lama (total perjalanan 10 jam), aku sampai juga di rumah. Anak-anak yang tadinya udah tidur, jadi bangun mendengar aku pulang, mama juga udah menyiapkan sop ikan hangat untukku. Aaahhhh, bahagianya sudah sampai dirumah.

Selama kemo, efeknya yang aku rasain mual & muntah, badan lemes. Tapi ngga lama-lama kok, paling lama juga 5 hari. Rambut juga rontok sejak kemo ke-2. Rontoknya ngga 1/2 helai, tapi baannnyyaaakkk banget.. Daripada rambut rontok berceceran dimana-mana, akhirnya aku minta bantuan mama untuk potong abis rambutku (gundul). Setelah digundul, aku jadi merasa menang, aku ngga nyesel rambutku habis, karena bukan karena aku sakit aku jadi gundul, tapi karena keinginanku sendiri aku jadi gundul. Suami tercinta juga ngga mempermassalahkan aku gundul. Katanya, dengan kepala gundulku aku terlihat seksi.. Hehehehe. Yang rontok bukan cuma rambut di kepala aja loh, alis, bulu mata dan bulu-bulu yang lain juga ikutan rontok.

Ini penampakan si gundul seksi:


Si gundul seksi pasca 6 kali kemo, muluuusss tanpa rambut dan bulu-buluan:

Selanjutnya hari demi hari aku lalui, mulai dari kemo pertama, sampai dengan kemo ke-6. Selama menjalani kemo, aku masih tetep masuk kerja. Ijinnya ya saat kemo & 4 hari pasca kemo untuk istirahat karena mual, muntah dan lemes. Walaupun berat, tapi Alhamdulillah aku bisa melaluinya. Aku dapat kekuatan untuk melalui semua ini karena dukungan dan kasih sayang dari keluarga, terutama suami, teman-teman dan lingkungan tempat tinggalku.


Diwaktu kita dapat ujian sakit, saat itulah kita benar-benar merasakan kehangatan, cinta dan kasih sayang dari orang-orang terdekat kita. Terimakasih suamiku, mama & papa, ibu & bapak mertua, adik & kakak, seluruh keluarga besar, teman dan tetangga yang telah memberikan perhatian dan semangat untukku hingga bisa melalui semua ini..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar